Kepak sayapmu camar kelaut lepas
kutitip rindu yang mengusik kalbu
agar resah tak bersemayam di jiwa..
22.05.011
Trier
Sonntag, 22. Mai 2011
Freitag, 20. Mai 2011
Menapak rindu
Kerinduan yang kian berwarna warni hanya untukmu
di kebun hati menari beribu kupu-kupu melukiskan rautmu,
jejak yang kau tinggalkan takkan terhapus oleh empasan gelombang
menapak melekat di jantung hati...
17.05.11
Mittwoch, 11. Mai 2011
mawar mewarna
Sayang...
Rindu kian merajut jantungku
terkadang indah mawar mewarna
namun tusukannya perih di nadi
merah mendarah tak ternilai..
Rindu kian merajut jantungku
terkadang indah mawar mewarna
namun tusukannya perih di nadi
merah mendarah tak ternilai..
Biarkan aku disini
Aku telah memutuskan bahwa aku takan kembali
walau rindu nyeri menusuk-nusuk jantungku,
rindu padamu,rindu pada tanah bunda
selalu selalu saja mengusik jiwa.
aku takkan kembali karena kecewa
telah melimpah-limpah di jiwaku
ingin rasanya memuntahkan semua rasa
dari isi perutku,
dari detak jantungku
dari seluruh darah yang mengalir di nadiku
namun aku tak mampu:
aku terpaku, terpana
dan terbelenggu dalam kekecewaaan...
Bukankah aku menyanyangimu
kupahami segala deritamu, mengalir Doa beribu Doa
namun kenaifanku kau pergunakan dengan kebohongan
kau hilang akan dirimu
dan remuklah kalbuku
Aku takkan kembali
walau rindu menyat-nyayat jantungku
rindu pada rimbunnya pepohonan di kebun pala
rindu pada beningnya sungai yang mengalir
membasahi sawah membentang
rindu pada kicau murai di pagi hari..
hatiku remuk redam
kemunafikanmu teramat dalam
dan biarkan aku disini
menikmati negeriku dalam
angan dan bayang -bayang
Biarlah aku disini
di negeri empat musim
bila musim dingin tiba :
kuseberangkan jiwaku ke Negeri Matahari
lalu musim semi menyapa kicau burung bersenandung
bagaikan murai ceria di pephonan belimbing depan rumah
Musim panas adalah mentari dari negeri Matahari
musim gugur yang daun daunnya berwarna warni
adalah cintaku padamu tanah bunda
Biarlah aku disini
telah kutentukan waktuku
dan menikmati duka mungkin juga berbuah suka...
Trier 11.05.011
walau rindu nyeri menusuk-nusuk jantungku,
rindu padamu,rindu pada tanah bunda
selalu selalu saja mengusik jiwa.
aku takkan kembali karena kecewa
telah melimpah-limpah di jiwaku
ingin rasanya memuntahkan semua rasa
dari isi perutku,
dari detak jantungku
dari seluruh darah yang mengalir di nadiku
namun aku tak mampu:
aku terpaku, terpana
dan terbelenggu dalam kekecewaaan...
Bukankah aku menyanyangimu
kupahami segala deritamu, mengalir Doa beribu Doa
namun kenaifanku kau pergunakan dengan kebohongan
kau hilang akan dirimu
dan remuklah kalbuku
Aku takkan kembali
walau rindu menyat-nyayat jantungku
rindu pada rimbunnya pepohonan di kebun pala
rindu pada beningnya sungai yang mengalir
membasahi sawah membentang
rindu pada kicau murai di pagi hari..
hatiku remuk redam
kemunafikanmu teramat dalam
dan biarkan aku disini
menikmati negeriku dalam
angan dan bayang -bayang
Biarlah aku disini
di negeri empat musim
bila musim dingin tiba :
kuseberangkan jiwaku ke Negeri Matahari
lalu musim semi menyapa kicau burung bersenandung
bagaikan murai ceria di pephonan belimbing depan rumah
Musim panas adalah mentari dari negeri Matahari
musim gugur yang daun daunnya berwarna warni
adalah cintaku padamu tanah bunda
Biarlah aku disini
telah kutentukan waktuku
dan menikmati duka mungkin juga berbuah suka...
Trier 11.05.011
Abonnieren
Posts (Atom)