Donnerstag, 8. März 2012

Negeri Mimpi

sayang
bukankah aku pernah bercerita padamu
betapa negeriku indah dan rakyatnya makmur
luhur, bersahaja dan damai
ketika kembali ke negeriku
aku terpana, terkesiap sambil merangkul dada erat-erat
agar tak luruh dalam badai ratapan

sayang
Bencana dasyat itu telah mengubah negeriku
bukan hanya di bagian pantai yapi juga bagian pergunungan
ditebangnya pepohonan karena export kayu akan berjaya
di galinya bukit, karena emas ada disana
katanya gempa memberikan kita rejeki
bukit demi bukit digalinya namun rezeki tak cukup jua

sayang
Air mengalir jadi racun, aku takut negeri ini kian hancur
tak ada lagi sawah yang dulu dialiri bendungan Irigasi
sawah yang dulu kini membentang
bangunan-bangunan perkantoran berjajar rapi
bahkan bukit yang rimbun dengan berbagai herbal
penyembuh penyakit
bukit di galinya, gedung Bupati terletak disana

Sayangku
kini semua tak ada lagi
aku jadi malu dengan kebanggaanku
dulu kebun ayah begitu hijau dialiri dua sungai seuleukat
kebun pala itu mesti dibelah dua agar kendraan melewatinya
dan berjalan kaki bukan kegemaran
haruskah jua udara racun itu kuhirup dikebun ini
entah bagimana nasib anak cucu
negeri mimpikah yang mesti kuceritakan
entahlah.

0603012

2 Kommentare:

Fardelyn Hacky hat gesagt…

Puisi yang indah
syair yang syahdu

Marxause hat gesagt…

kenapa yaa kita sebut ini negeri mimpi? karena selalu tertidur. sementara politikus yang tak pernah tidur mempermainkan kita.

salam dari naggroe cut kak...