Mittwoch, 24. April 2013

Biarkan aku disini

Telah lama, aku memutuskan  takan kembali
walau nyeri rindu  menusuk-nusuk jantungku,
rindu padamu,rindu pada tanah bunda
selalu dan selalu saja mengusik jiwa.
aku takkan kembali, karena kecewa
telah melimpah-limpah di jiwaku
ingin rasanya memuntahkan semua rasa
dari perutku,
dari detak jantungku
dari seluruh darah yang mengalir di nadiku
namun aku tak mampu:
aku terpaku, terpana
dan terbelenggu dalam kekecewaan...

Bukankah aku menyanyangimu
kupahami segala deritamu, mengalir Doa beribu Doa
namun kenaifanku kau pergunakan dengan kebohongan
kau hilang akan dirimu
dan remuklah qalbuku

Aku takkan kembali
walau rindu menyanyat-nyayat jantungku
rindu pada rimbunnya pepohonan di kebun pala
rindu pada beningnya sungai yang mengalir
membasahi sawah yang membentang
rindu pada kicau murai di pagi hari..

hatiku remuk redam
kemunafikanmu teramat dalam
dan biarkan Aku Di Sini
menikmati negeriku dalam
angan  bayang -bayang

Biarlah Aku Di Sini
di negeri empat musim
bila musim dingin  tiba :
kuseberangkan jiwaku ke Negeri Matahari
ketika musim semi menyapa kicau burung bersenandung
bagaikan murai ceria di pohon pohon belimbing depan rumah
Musim panas adalah mentari dari negeri Matahari
musim gugur ,dengan daun-daunnya yang berwarna warni
adalah cintaku kepadamu

Biarlah Aku Di Sini
 kutentukan waktuku
menikmati duka dan mungkin juga berbuah suka...

Trier 11.05.011

Keine Kommentare: